Puisi

TETAMU SENJA

Kita datang ini hanya sebagai tetamu senja
Bila cukup detik kembalilah
Kita kepadanya
Kita datang ini kosong tangan dada
Bila pulang nanti bawa dosa bawa pahala

Pada tetamu yang datang dan
Kenal jalan pulang
Bawalah bakti mesra kepada
Tuhan kepada Insan
Pada tetamu yang datang
Dan lupa jalan pulang
Usahlah derhaka pula
Pada Tuhan kepada insan

Bila kita lihat manusia lupa tempat
Atau segera sesat puja darjat
Puja pangkat
Segera kita insaf kita ini punya kiblat
Segera kita ingat kita ini punya tekad

Bila kita lihat manusia terbiar larat
Hingga mesti merempat ke laut biru
Ke kuning darat
Harus kita lekas sedar penuh pada tugas
Harus kita tegas sembah
Seluruh rasa belas

Kita datang ini satu roh satu jasad
Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat
Kita datang ini satu roh satu jasad
Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat

~ A. Samad Said

LUKISAN SENJA
aduhai, rindu yang luruh di sehampar pasir.
mengapa kau kirim ceracau cuaca,
angin kenang yang berembus dari pekat pantai senyap.
lihat, bayangnya bergerai pada pukau pucuk bakau.
menggelinjang di lekuk gelombang.
lihat, tangannya melambai pada kepak sayap camar.
melenggang segera mencari selempang sarang
amboi, rindu yang tumbuh di selumbar pantai.
mengapa kau titip bahasa galau,
badai harap yang menerjang dari biru pulau rantau.
lihat, senyumnya merumbai pada remah gulita pelangi.
berdendang riang tentang kelok karang.
lihat, kerlingnya mengintai dari gemulai ombak memerak.
berharap segera bisa selintang pulang

oi, rindu yang rimbun di sebatang senja.
sudahlah, tak perlu risau kau piara: sepenuh hati menciumnya berkali-kali.
matahari yang kau tunggu, esok kembali sebagai pagi

RINDU

rindu adalah tali yang tak pernah putus
merentang di tiang hati, di tiang mimpi
kadangkala di singgahi burung yang mengelakkan kabut
pada pagi dingin yang mengaburkan sinar matahari

rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang
tegak dilorong kehidupan, disepanjang labuh usia
disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan
biarpun hari semakin tua dan kelam sudah bermula

rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup
dari musim ke musim ia menjadi laluan
pengembara yang mencari cintanya yang hilang
disitu rumput yang telah lama bertukar warna
bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup

rindu adalah musim yang tak pernah tentram
resah datang gelisah berulang mengusik nasib
hanya dzikir dan do'a menjadi penawar mereda pedih dan sakit
dan sesekali puisi menjadi nyanyian yang mengharukan

dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik

(Nurasiyah dan Imat R.)http://www.anneahira.com/